Dampak Covid-19 terhadap Pasar Perkantoran, Ritel, & Lahan Industri di Jabodetabek

Dampak Covid-19 terhadap Pasar Perkantoran, Ritel, & Lahan Industri di Jabodetabek
Pasar Perkantoran
Meskipun tingkat hunian gedung perkantoran tetap stabil dibandingkan Q4-2019, Covid-19 berdampak besar pada menurunnya aktifitas sewa meyewa sehubungan tertundanya lease agreement atau mundurnya calon penyewa baru.
Calon penyewa baru dan bahkan penyewa yang sedang dalam tahap negoisasi serta dalam proses fitting out melakukan penundaan. Banyak perusahaan mempertimbangkan kembali rencana relokasinya pada tahun ini karena situasi ketidakpastian ekonomi ke depannya. Sebagian besar perusahaan telah melakukan work from home dan beberapa gedung melakukan penyesuaian pada jangka waktu kontrak dan operasionalnya.
Pasar Ritel
Sama halnya dengan perkantoran, tingkat hunian ritel cenderung stabil dan penurunan tingkat hunian juga tidak signifikan. Penurunan signifikan terjadi pada jumlah pengunjung yang dimulai akhir Maret, dari ribuan menjadi hanya ratusan pengunjung per hari. Saat ini, sebagian besar toko di pusat retal melakukan penutupan sementara, kecuali supermarket, toko obat, perbankan (layanan digital), restoran (hanya untuk bawa pulang), dan toko yang melayani belanja online.
Pasar Lahan Industri
Selain wilayah Bodetabek, pasar kawasan industri yang aktif di Indonesia berada di Batam, Makassar, Semarang, dan Medan. Profil perminyaan lahan industri selama Q1-2020 di antaranya berasal dari sektor logistik dan maufaktur di Batam, minyak sawit mentah (CPO) di Medan dan perluasan perusahaan bahan makanan Jepang di Makassar. Sementara itu, sebagai wilayah primadona dengan perkembangan kawasan industri yang pesat, permintaan lahan industri di Semarang lebih bervariasi, di antaranya berasal dari jenis usaha makanan, garmen, furnitur, tekstil, dan peralatan dapur.
Kinerja lambat pasar primer kawasan industri di awal 2020 tetap positif meskipun melambat karena adanya pandemi Covid-19. Dampak Covid-19 dirasakan khususnya di industri yang bahan bakunya diimpor ke Cina. Mereka telah mengurangi produksinya hingga lebih dari 25% selama pandemi.
Oleh karena itu, kawasan industri dengan profil jenis usaha yang produksinya bergantung pada negara-negara yang terkena dampak pandemi, diperkirakan menunjukkan kinerja pasar yang lebih rendah.
Tentang Coldwell Banker
Didirikan setelah bencana gempa di San Fransisco pada tahun 1906, Coldwell Banker hadir untuk memberikan jaminan akan tempat tinggal yang saat itu sangat dibutuhkan. Colbert Coldwell dan Benjamin Banker, pendiri Coldwell Banker menjamin transaksi yang transparan dan jujur, dan masih diteruskan di kultur perusahaan sampai hari ini. Coldwell Banker Indonesia hadir di Indonesia sejak 2001 dan masih terus mempertahankan nilai-nilai perusahaan untuk selalu menjadi pelopor dalam industri properti di Indonesia.
Tentang Coldwell Banker Commercial
Coldwell Banker Commercial melalui para agen profesionalnya siap mengidentifikasi baik dalam bidang industri, perkantoran, ritel, maupun membantu dalam menjual atau menyewakan properti. Melalui staf profesionalnya, Coldwell Banker Commercial memberikan layanan terbaik dengan standar global yang juga ahli di pasar lokal. CBC Indonesia hadir dengan layanan dalam hal perkantoran (Office Services), riset (Strategic & Advisory), manajemen properti (Property Management), Residential & Franchise, dan ritel (Retail).
Back
Headquarter Address
Coldwell Banker Commercial Indonesia
Kawasan bisnis Granadha, 12th B floor
Jl, Jend Sudirman Kav 50
Jakarta 12930